Wednesday, December 22, 2010

"Waspada"
Kawah Papandayan, Garut, Indonesia
Desember 2010

Saya tidak pernah menyadari bahwa,
setiap kali saya melakukan perjalanan ke Gunung Papandayan,
status "Waspada" telah dimiliki oleh salah satu gunung api aktif di pulau jawa ini.
Kita tidak pernah tahu kapan saatnya gunung ini meletus,
tapi akan jadi cerita tersendiri kalau Anda benar-benar tengah berada di "dalam" kawah dari sebuah gunung api aktif dengan status "waspada".
Seperti saat saya mengabadikan foto ini,
dan waktu-waktu sebelumnya juga, melenggang dengan santainya memotong jalur kawah yang merupakan jalur paling singkat untuk memulai pendakian ke area Tegal Alun dan Tegal Panjang di salah satu sisi gunung ini.
Sulfur dan uap air menjadi satu campuran aerosol yang tidak menyenangkan untuk dihirup ketika Anda melewatinya.
Sambil menahan diri akan imajinasi tingkat tinggi kalau-kalau perut bumi dibawah kami saat itu berontak ingin mengeluarkan segenap isinya.


"Keabadian"
Anaphalis javanica
Edelweis
Tegal Alun, G.Papandayan, Garut, Indonesia
18 Desember 2010

Bunga edelweis, sekarang sudah sangat jarang ditemui di beberapa lokasi pegunungan jawa.
Namun Anda akan menemukannya tumbuh subur di Tegal Alun, Gunung Papandayan yang terhampar layaknya permadani seluas 44 hektar.
Tumbuhan ini dapat tumbuh di zona ketinggian montana, 2.000 meter diatas permukaan laut.
Salah satu tumbuhan perintis yang tumbuh subur diatas permukaan tanah abu vulkanik, dimana tumbuhan tidak dapat tumbuh.
Bunganya mencerminkan keabadian yang tak mudah lekang oleh waktu.
Beberapa orang menyebutnya sebagai bunga abadi.
Di kawasan konservasi alam, merupakan hal yang sangat tidak terpuji jika Anda tega untuk membawa pulang sekuntum daripadanya.
Namun tegalah untuk sedikit mengambil citranya agar menambah nilai keabadian dari bunga ini.

Monday, December 20, 2010

"ReFresh"
Vaccinium varingiaefolium
Suwagi / Cantigi / Manis Rejo
Tegal alun, Gunung Papandayan, Garut, Indonesia
Desember 2010

Mencoba fotografi makro untuk pertama kalinya.
Foto ini diambil di salah satu tempat favorit saya untuk berburu objek yang menarik.
Tegal alun, belum sempat saya bahas dalam blog ini, mungkin di kesempatan posting selanjutnya, tunggu saja.
Kuncup daun muda yang masih segar dari Vaccinium varingiaefolium atau dalam beberapa bahasa lokal menyebutnya Suwagi / Cantigi / Manis Rejo.
Tumbuhan ini sangat mudah dijumpai di kawasan kawah gunung berapi karena kemampuannya yang tahan terhadap kondisi ekstrim yang tidak memiliki substrat tanah di kawasan kawah yang berbatu, dan memiliki kandungan material abu vulkanik  sulfur yang tinggi.
Merupakan salah satu tumbuhan perintis yang dapat tumbuh subur di kawasan dengan kondisi dimana tumbuhan lain tidak dapat tumbuh.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tumbuhan ini adalah salah satu tumbuhan perintis kehidupan di kawasan kawah.





Tuesday, December 14, 2010

"Terbenam"
Tanah Lot, Bali, Indonesia
Juli 2010

Salah satu lokasi yang mungkin akan saya kunjungi lagi ketika ada kesempatan jalan-jalan ke Bali sekali lagi.
Setelah beberapa kali membongkar kembali stok foto yang sudah lalu,
saya baru menemukan foto ini di sela-sela folder dalam hardisk.
Mungkin di akhir tahun ini akan saya rekap secara keseluruhan,
lokasi mana saja yang sudah saya kunjingi selama satu tahun ini.
Mungkin di salah satu edisi posting akhir tahun nanti.

"Dreamland"
Tegal Panjang, Garut, Indonesia.
Desember 2009
This is my precious.
Salah satu foto bentang alam favorit saya.
Diambil pada saat saya melunasi kewajiban sebagai seorang mahasiswa, TA.
Pagi hari yang menakjubkan di bumi Tegal Panjang, tersembunyi dibalik kemegahan Gunung Papandayan yang eksotis.
Saya beruntung mendapatkan moment ini disaat bulan Desember merupakan bulan dengan tingkat intensitas hujan yang cukup tinggi.
Di ketinggian tempat 2.090 mdpl, tempat ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu padang ilalang (Imperata cylindrica) dengan luas mencapai 22 hektar.
Padang ilalang abadi yang terdapat di tengah-tengah hutan hujan tropis montana.
Sabuk tumbuhan perdu Kirinyuh (Eupathorium inulifolium) tampak mengelilingi area padang abadi dan menjadi batas dengan ekosistem hutan disekitarnya.
Lekukan di bagian tengah padang ilalang yang diakibatkan proses geologis pegunungan jawa ribuan tahun silam juga menjadi ciri khas tersendiri kawasan ini.
Kenyataan kedepan yang dihadapi oleh kawasan ini mungkin lebih pelik daripada keindahannya yang memanjakan mata.
Ilegal logging, dan perburuan hewan liar masih menyisakan berkas-berkas yang tidak hilang begitu saja.
Problematika yang sering ditemui dikawasan lindung negara kita, khususnya Pulau Jawa dengan tekanan jumlah penduduk yang selalu membutuhkan lahan untuk diperebutkan.
Tegal Panjang merupakan kekayaan bentang alam Indonesia yang masih tersisa ditengah gerusan peradaban manusia. 


Monday, December 13, 2010

"My Desk"
Cisitu Lama, Bandung, Indonesia
Desember 2010

Ini meja kerja keramat, 
ada di kamar kosan saya yang berukuran 2 x 3 meter.
Meja ini yang sudah menjadi saksi bisu perjuangan menuntaskan skripsi s1 saya di Biologi ITB dengan selamat sentosa.
Juga saksi bisu kehebohan dan kekelaman hidup saya selama di Bandung Raya.
Dan sampai sekarang saya masih berada di balik meja ini. 
Menuntaskan semua hal, termasuk menulis blog yang sekarang saya kerjakan.
Apa saja yang ada di atasnya saat foto ini terpampang:
* Acer Travelmate 3270, laptop yang pertama dan yang terakhir.
* Creative MuVo TX FM Mp3 player, yang tersambung dengan,
* Sonic Gear Blue Thunder I, Speaker aduhai, tanpa ini dunia hampa.
* Desk lamp Green Tara, penerang dikala gelap.
* Casio Scientific Calculator fx-570MS, entah buat apa juga saya bingung.
* Swiss Army watch, satu-satunya jam yang ada di kamar saya.
* SD card 4 GB SDHC, yang tertancap pada,
* e-Pro USB 2.0 Card reader, habis transfer foto ini.
* Genius optical mouse & usb radio transmiternya, baterenya habis jd ga kepake.
* Sarung mouse motif batik, biar mudah bawa mouse kemana-mana.
* Sanyo eneloop 800mAh rechargable battery, satu2nya sumber energi Mp3 player supaya bisa nyala.
* 500 GB Seagate Expansion Portable Drive.
* 160 GB WD My Passport Essential Portable Hard Drive.
*Gantungan kunci National Geographic.co.id.
* Agenda kerja & Ballpoint National Geographic.
*Majalah National Geographic Indonesia edisi Desember 2010, punya Osman.
* Buku Fundamentals of English Grammar 2nd Edition.
* Buku Complete English Grammar For TOEFL Test, ya gw akui inggris gw bapuk.
* Potongan tiket XXI Ciwalk, Step up 3D, Resident Evil Afterlife.
* Kalender renungan harian.
* Tisu yang berceceran, dan yang membuat meja ini istimewa adalah
Foto sahabat-sahabat terbaik dalam pigura, 
jadi bakal inget kalian terus ^^!
Terimakasih untuk setiap moment yang sudah kalian berikan.

Sunday, December 12, 2010

"Jalan-Jalan Dago"
Bandung, Indonesia.

Menyempatkan diri jalan-jalan di Jalan Ir. Juanda, Bandung.
Atau yang lebih dikenal dengan Jalan Dago.
Setiap hari Minggu jalan ini ditutup untuk kendaraan atau lebih dikenal dengan Car Free Day.
Dimulai dari pukul 06.00 am hingga 10.00 am.
Cukup menyenangkan, melihat keasrian kota Bandung dari pusat keramaian yang sesaat menjadi lengang.

Saturday, December 11, 2010

"Pillar of Cloud"
Puncak Gunung Papandayan, Garut, Indonesia.
16 Agustus 2010

Moment tak terulang.
Maka jangan menyiakan moment yang walau hanya sesaat itu.
Foto yang saya ambil diatas, merupakan salah satu foto favorit saya.
Kenapa?
Foto ini diambil dari atas salah satu puncak gunung aktif di Jawa Barat dengan status waspada. 
Untuk mencapai tempat ini tidaklah mudah, dan kesempatan untuk mencapai tempat seperti ini juga tidak sembarang orang dapat memasukinya, karena masih dalam kawasan area Cagar Alam Gunung Papandayan yang dilindungi.
Memasuki kawasan ini berarti Anda membutuhkan proposal penelitian, dan tentu saja Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi a.k.a simaksi.
Kemudian, kawasan puncak, dengan kata lain Anda diharuskan untuk mendaki tentunya.
Sesampainya dipuncak, hal yang paling di benci baik oleh seorang fotografer maupun seorang pengolah citra satelit, yaitu tutupan awan dan kabut yang menutupi point of interest Anda.
Awan/kabut = dead end
Dan disinilah keberuntungan itu datang,
yang juga membuat foto ini istimewa, buat saya tentunya.
Kabut dan Awan itu seolah (nyata tentu saja), menghilang begitu saja bersama hempasan angin.
Dan hal ini hanya berlangsung beberapa saat saja selama perjalanan. 
Hanya sesaat dimana langit terbuka, dan perut bumi menampakkan diri di kejauhan.
Baik mata kepala dan mata hati Anda tidak akan kuasa menolak moment seperti ini.
 Kemudian kepekaan Anda dalam mengambil moment akan diuji saat itu.
Doa saya selama perjalanan saat itu seolah didengar oleh Alam yang ingin menunjukkan jati diri sesungguhnya.
Sungguh moment yang berharga.

Friday, December 10, 2010

"U're not alone"
Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Indonesia
November 2010

Alam selalu menjadi inspirasi tersendiri buat saya pribadi.
Selalu ada waktu untuk merenungan akan segala keindahan, kesempurnaan dan kemegahannya.
Kemudian berusaha mengambil setiap gambaran alam tersebut kedalam kehidupan.
Tidak akan cukup dengan kamera jutaan megapixel, bahkan hanya untuk memuat berkas-berkasnya.
Terkalahkan oleh sentuhan detil hembusan angin dan setiap genggaman pasir yang ingin diraih.
Hanya serpihan, hanya sebagian, dan bagian yang kecil.
Itupun cukup untuk mengingatnya kembali.
Mengembalikan memori.
Bahwa saya, dan mungkin kita semua adalah bagian dari alam ini.
Andaikan,
kita menyadari itu semua sebelum tiba waktu akan kesudahannya.

Beberapa foto yang saya ambil ketika di Bali beberapa waktu yang lalu, bulan Juli 2010 kemarin, hehehe,,, Enjoy,,,

"Wisnu"
Garuda Wisnu Kencana, Bali, Indonesia, Juli 2010.

"Morning Sky"
Sanur Beach, Bali, Indonesia, Juli 2010

"Passage"
Dreamland, New Kuta, Bali, Indonesia, Juli 2010.

"Welcome light"
Sanur Beach, Bali, Indonesia, Juli 2010.

"Dawn"
Sanur Beach, Bali, Indonesia, Juli 2010.

"Agni Kai"
Garuda Wisnu Kencana, Bali, Indonesia, Juli 2010.

"I see you"
Garuda Wisnu Kencana, Bali, Indonesia, Juli 2010.

"Fire Bending"
Garuda Wisnu Kencana, Bali, Indonesia, Juli 2010

"Garuda & Wisnu"
Garuda Wisnu Kencana, Bali, Indonesia, Juli 2010.

"The Dawn is Boring"
Tanah Lot, Bali, Indonesia, Juli 2010.
Pulau Bali memang menyimpan sejuta kenangan yang tak akan habis untuk di jelajahi satu persatu.
Baik keindahan alam dan budaya yang begitu kental menjadi ciri khas tersendiri.
Pulau Dewata yang menyimpan sejuta kenangan.
Pantas untuk menjadi salah tempat yang wajib dikunjungi di Indonesia.

Thursday, December 9, 2010

Braga nightfall

Waiting Patiently
Buy some please


15 Oktober 2010, dan lokasi tempat foto ini diambil adalah
Jalan Braga, Bragaweg ini merupakan salah satu ikon kebanggaan kota Bandung yang dulu dikenal dengan sebutan Parijs Van Java.
Bangunan era kolonial Belanda yang terdapat di sepanjang jalan ini masih diupayakan keberadaannya hingga sekarang.
Nuansa malam menjadi moment tersediri, dan di salah satu sudutnya mulai menampakkan geliat kota yang sesungguhnya, kehidupan malam.
"Your World is Out There!"
2 November 2010
Taman Nasional Meru Betiri, Indonesia

November 2010, foto diambil ketika penugasan sebagai asisten proyek ekologi. 
Pelepasan penyu di pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri.
Penyu hijau merupakan salah satu satwa langka yang terancam punah dan masuk dalam daftar merah The IUCN Red List of Threatened Species™.
Dengan populasi yang terus menurun seiring perburuan telur, penangkaran dan perlindungan merupakan sebuah langkah awal dalam usaha penyelamatan satwa yang mampu hidup mencapai umur ratusan tahun ini.

Thursday, August 19, 2010

Mengejar Javan Leopard!!

Kemarin, tanggal 14 Agustus 2010, gw naik gunung lagi, dan Papandayan lagi, untuk yang kesekian kalinya, dan kali ini dengan tujuan yang agak ekstrim, motret macan tutul, Panthera pardus melas, javan leopard. Atas koodinasi dan permintaan dari salah satu temen gw yg juga cukup ekstrim orangnya baik tampang maupun jiwanya, Agung Kusumanto, gw diminta bantuin motret tu macan buat tugas akhir dia. Nampaknya motret ni macan skarang jadi motivasi gw buat ke lapangan sekarang, walaupun blum dapet, gw punya hasrat yang besar buat mengabadikan citra si hitam kelam atau si totol ini menyusup masuk ke dalam sensor kamera D90 gw.
Tegal Alun dari kejauhan.

Nah, berhubung untuk motret makhluk yg berbentuk agak menyeramkan itu kita butuh jarak, peralatan tempur gw belum memenuhi standart lapangan, secara cuma modal lensa 18-105mm. Walaupun pada akhirnya dapet pinjeman dari temen, Tamron Tele-macro 70-300mm, dan sepertinya masih belum cukup menjangkau si macan kalau-kalau dia berlarian mengejar babi ngepet di padang Tegal Alun yang luasnya tiga kali lapangan bola. Tapi lumayan lah, setidaknya masih bs nangkep bayangannya, heehehe,,, thnx to Elle yg sudah minjemin lensanya yang berharga itu untuk gw bawa pontang-panting, beradu pantat dengan terjalnya medan pendakian di Gunung Papandayan.



Sebelum Tanjakan Ekstra Josh!
Kru perjalanan kali ini cuma 3 orang, gw, Agung, sama Adeline Magdalena (Alin). Persiapan komplit, gw ma agung yg dah biasa jalan ke lapangan, soal peralatan lapangan ga usah ditanya, komplit lah, cuma si Aline yg masih ribet kudu pinjem tas carrier dulu. Hanya satu benda yang membuat perjalanan kali ini menjadi istimewa, gw bawa hammok, a.k.a tempat tidur gantung yang udah sangat lama pengen gw bawa di setiap perjalan sebelumnya tapi ga pernah kesampean, akhirnya kebawa juga di perjalanan kali ini. Lumayan banget bawa gituan ke lapangan, bikin tidur siang di suasana yang,,, pokoknya "wah" banget lah, ngga ngerti lagi deh senengnya gimana, liat aja fotonya dibawah,,, 

Aline dan hammok
Paling enak buat tidur siang

Perjalanan seperti biasa, naek angcot dari terminal Caheum, elep terpercaya trayek Bandung-Cikajang yang udah jadi langganan laskar papandayan, Enk-Ink-Enk. Kenapa terpercaya, adalah karena,,,, elp ini murah, pasti lewat tiap pagi di terminal Caheum, dan yang menjadi rekomendasi adalah kita tidak diturunkan dengan paksa dan tidak hormat di terminal garut, biasanya elep2 lain yg tidak berstiker "enk-ink-enk" suka gitu soalnya, bikin kesel. Full AC lagi, Angin Cendela,,, dan biasanya dapet suguhan stiker tulisan aneh didalem elepnya, dan memaksa kita terpaku pada tulisan itu seperti "acuh tapi butuh", "jarang bercinta" dsb,,, "rambo ingin pulang mama",,, quote yg bikin aline terinspirasi entah dr mana,,, hehehe,,,

Sampai di Papandayan, sepertinya gw dah bosen ma pemandangan di sana, jd ya itu2 aja, perjalanan lewat kawah dengan tanjakan ekstra jos, biasa aja. Nyampe di Tegal Alun,,, agak luar biasa (udah pernah sekali kesini soalnya). Tegal alun, kalo mo kesini KUDU PAKE SIMAKSI yah!!!! Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi!! ini kawasan cagar alam yang dilindungi, jd ga sembarang orang boleh kesini kecuali untuk tujuan penelitian. Hanya itu, titik! Sayang tempat ini kalo sampe rusak. Luas tempat ini kira-kira 44 hektar, 2500 mdpl, berbentuk lapangan luas (alun-alun) bersubstrat abu vulkanik tebal di segala penjurunya, edelweis tumbuh dimana2 sebagai tumbuhan pioner ditempat ini diselingi rerumputan dan lumut disekitarnya. Jika dilihat dari kejauhan, dari salah satu puncak kepundan papandayan ini, tegal alun lebih mirip kawah gunung purba yg bagian kawahnya sudah tertutup oleh abu vulkanik tebal. Eksotis sekali,,, salah satu pemandangan terindah yang pernah gw rekam dengan memori kepala.


Di salah satu bukit Tegal Alun


Setelah base camp jadi, si Agung dah mulai berkeliaran keliling Tegal Alun buat nyapin umpan sekalian nyari jejak and tai macan, gw ma aline standby di camp, berdua aja menikmati keindahan Tegal Alun dari punggung bukit yang sudah menjelang sore hari, ngobrol2 sembari bikin kopi anget plus leseh2 di hammok. Surga dunia,,, dan disaat itu lah saya merekam sedikit keindahannya,,,

Mang Ipin dan Api

Melewatkan malam di tegal alun, 
berselimutkan dingin yg menggeretakkan gigi, 
bermahkotakan langit gelap bertabur bintang dengan sempurna, 
bara api bagai sahabat sejati melewatkan malam di Tegal Alun, 
berharap pagi datang tanpa es di padang datar,
dengan pelupuk mata yang terbuka menyambut hari.




Hari kedua, umpan daging ayam sudah terpasang di salah satu sudut bukit Tegal Alun untuk memancing keributan, kamera dengan lensa toOng 70-300 milimeter telah siap mengamati setiap pergerakan yg ada. Monokular berkemampuan toOng sampai 1.000 m juga telah siap sedia. Base camp tempat kami menunggu adanya pergerakan di salah satu bukit yg bisa memandang hampir seluruh tegal alun, berjarak kurang lebih 500 m dari  tempat diletakkannya umpan ,,, menunggu,,, dan menunggu,,, namun ternyata kabut datang menyelimuti seluruh kawasan, diikuti oleh hujan, apa daya, penglihatan terbatas, kami pun menghentikan pengamatan. Lebay,,, Intinya mah, ga kepancing kemaren itu, entah karena faktor umpan yg terbatas, atau karena kita2 terlalu berisik di basecamp keasikan ngobrol ngalor ngidul cekaka cekikik jadinya pada takut si macan, hahaha!


Merah Putih berkibar di Tegal Alun, Papandayan, 16 Agustus 2010

Hari ketiga, hari terakhir dalam rencana perjalanan kami dan menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia, 16 Agustus 2010, tak lupa kami berfoto dengan bendera merah putih. Karena sepertinya sang macan masih malu2 untuk kita pancing keluar, usaha terakhir akhirnya kami memutuskan untuk cabs menuju puncak papandayan. Mang Ipin melihat jejak, dan sisa kotoran yg ditinggalkan si macan yg masih segar dan sepertinya searah dengan arah perjalanan kami (ada macan di puncak). Sesampainya di Puncak, kami belum menemukan satu pun Javan leopard ini memperlihatkan diri, hanya jejak cakaran dan kotorannya saja yg berhasil dikumpulkan dan di tag lokasinya dengan GPS sama Agung. Sedikit menyesal, coba klo ketemu, kan seru,,, wkwkwkw!
Rasa sesal hilang setelah kami disuguhi pemandagan eksotis kawah Papandayan. 

Kawah Papandayan


Sepertinya kami cukup beruntung dapet moment untuk mengabadikan foto ini. Cukup susah, karena tutupan awan sangat tebal, kabut yang turun bikin frustasi antara memilih untuk menunggu kabut hilang atau melanjutkan perjalanan, karena waktu tempuh untuk kembali ke parkiran (lokasi keberangkatan) cukup jauh dan kami pun diburu waktu sebelum matahari tenggelam. Cukup repot soalnya klo udah gelap masih di puncak, medan yg dilalui berbatu terjal dengan kombinasi jurang dan tangkal pohon kering yang menipu untuk dijadikan pegangan. Tidak hanya kedua kaki yg menjadi tumpuan, tangan, bahkan seluruh anggota badan dipaksa untuk meliuk mengikuti medan yang agak cukup ekstrim. Agung sempat terperosok dan keluar jalur, hampir nyemplung jurang, tp untungnya masih nyangkut di batang2 poOn.

Begitulah, perjalanan yang penuh tantangan sampai akhirnya blog ini ditulis. Beberapa hasil karya gw ada di fesbuk dan galeri DeviantArt gw, ada di Link. Sebagian besar gw edit HDR, high dynamic range, bikin kesan landscape lebih dalem, dramatis, dan 3Dnya nongol. Tiap foto dengan landscape yang sama gw ambil 3 kali dengan nilai eksposure yg beda-beda, +2 0 -2, kebetulan di kamera gw ada seting bracketing, jd lebih mempermudah setingan. Setelah itu di mergekan pake software, trus diatur2 level saturasi, shadow, fill light, contras, dll. Semoga menikmati dan tunggu perjalanan gw selanjutnya. Thnx, Enjoy,,,

HDR image Tegal Alun, Papandayan, 2010.

Thursday, August 12, 2010

slow sync flash image, ngetes doank, tp keknya seru,,,

Inilah sang amatir dalam dunia fotografi, dan mencoba untuk merogoh kembali kemampuan sang kamera pujaan D90 "sang pujangga". Baru baca tentang slow sync flash image dari web Digital photography School-nya Darren Rowse (ada di link list gw), dan baru tadi malem iseng gw coba, pas kumpul ma anak2 di d kiosk, makan malem plus buka puasa bareng mreka. Hasilnya:



*Ini yang pertama, tp keknya rada gagal,,, hehehe,,,
Shutter speed: 1 sec
F/5.6
Iso-200
flash mode: rear
Focal length: 18mm


**Ini yg kedua, lumayan,,, tp beungeut modelnya ga banget dah,,, keknya akan lebih unik sambil mainin focal lengthnya deh, next time kali ya,,,
Shutter speed: 2 sec; F/5.6; Iso-200
flash mode: rear; Focal length: 18 mm


 ***Ini yg ketiga, lumayan, dpt goshinya si Tina, hehehe,,, tp mukanya rosma jd berkilau gt,,,
Shutter speed: 1 Sec; F/5.6; Iso-200
Flash mode: rear; focal length: 28mm





Yah, itu lah hasil coba-coba gw mainin teknik apa td namanya,,,slow sync flash,,,set dah susah bener, yah itu lah pokoknya. Hasilnya unik, dari beberapa contoh gambar yg bagusnya dari http://digital-photography-school.com/13-great-slow-sync-flash-imagesIntinya sih kayaknya lebih ke mainan flash kamera kita sama shutter speed. Untungnya di kamera sang pujangga gw ada mode rear yg bs bikin nyala flash agak telat, hmpr setelah shutter ngejepret (nutup). Ditambah Shutter speed yg agak lama sekitar 1-2 detik, jd lebih bisa mainin cahaya yg masuk ke sensor n bikin efek blur. Flash yg "telat" ngejepret td bikin efek yg "tidak semuanya blur", jd ada bagian objek yg nyata terlihat seperti yg ada di foto terakhir diatas. Kompensasi ke besarnya ISO yg kudu rendah banget biar ga terlalu terang hasilnya. Begitulah kira2, sotoy banget ya gw?!? hahaha! sok lah klo ada yg mo ikutan nyoba,,,


Oiya, foto ini diambil, di tempat makan favorit gw ma temen2 kalo udah bosen makan malem di nasgor mawut pasar balubur ato nasi gaul biasa pake telor setengah mateng di idaman deket BCA cikapayang, D KIOSK nama tempatnya, yg di dago. Semacam restoran gitu lah, cuma isinya kumpulan makanan pinggir jalan mulai dari cireng, batagor, bubur ayam sampe iga bakar ada smua. Komplit lah pokonya mah. Tempatnya jg enak, cukup lapang dan nyaman buat disatronin ramean. Harga? lumayan lah, standart Bandung. hwhwhw,,,

Enjoy...

Wednesday, August 11, 2010

Di suatu pagi yang dingin,,,

Pada malam sebelumnya, sepertinya saya terlalu asik dengan mainan baru ini, ngulak-ngulik desain blog, hingga akhirnya terlelap dalam damai di waktu yang entah menunjukkan pukul berapa, tp sepertinya sudah mendekati subuh, sepertinya,,,
Pagi hari, yang memang terlihat masih pagi, mendung di segala penjuru kota ini, dan hujan yang sudah membuat niat untuk bangkit menjadi enggan, entah bagaimana dengan mereka yang menyambut puasa pertama hari ini, semoga menjadi awal yang baik buat mereka.
Untuk saya pribadi, sepertinya pagi ini memberi nuansa tersendiri. Terbangun dengan enggan walaupun sedikit terbersit ingatan akan beberapa janji dan kerjaan yang masih belum terselesaikan. Suasana di pagi hari ini berbeda, entah karena pikiran saya yg dipenuhi oleh beberapa hal (yg mungkin, atau suatu saat akan saya ceritakan, tp sepertinya ga perlu2 jg), atau karena hal lain (keknya ga ada yg brubah dr kamar gw??), mungkin karena hujan ini yang sudah membuat perbedaan di pagi2 sebelumnya,,, Secangkir teh hangat diatas meja kerja saya, ditemani alunan lagu yang saya setel dari mp3 bermerek Creative Muvo 256 mb yg disambungkan ke sebuah speaker lama saya yg setia Sonic Gear Blue Thunder!!, sambil memandang ke luar jendela (kaga kliatan apa2 jg sih, rumah, tiang listrik, kabel,,,). Semakin menambah kenikmatan pagi ini... dan baru menyadari ternyata sudah jam 10.00... Ada janji jam 11... baiklah...

Baiklah,,, saya akan sedikit share beberapa moment terbaik saya yang sepertinya akan saya mulai dari:

My First Edit Pict
1/160 Sec; F 4.8; 45 mm; Iso 1600


Ini adalah foto pertama yang dengan berani saya lakukan edit. Entah mengapa, tp pada awalnya saya tidak begitu menyukai editing pada hasil karya saya, terutama untuk foto pemandangan, landscape, dan saya lebih memilih sesuatu tampak alami. Tp pada akhirnya, munculah sebuah software editing yang dengan sungguh sudah membuka mata saya akan pengeditan foto, Adobe Lightroom!! Software yg menakjubkan, setelah coba2 akhirnya, jadilah seperti itu...
Terlihat seperti kabut, tp ini diambil di lapangan sipil ITB, siang hari, dengan kondisi hujan lebat! Foto ini diambil pas lagi foto prewis (pre wisuda) bareng anak2, waktu itu udah pada mu bubaran sesi fotonya, tp masih ada beberapa yg stay di aula barat karena hujan. Jadi inget masa2 itu,,, penghabisan status sebagai mahasiswa, di ITB.

Tuesday, August 10, 2010

Hum,,, Inilah Awal itu.

Wahai jagad dunia maya!!
Aku lah Mahendra Primajati, yang dalam hal ini mungkin baru berkesempatan, berkepikiran, dan berkehendak untuk membuat suatu blog! Kemane aje blog! hahahhaa! isinya,,, blum kepikiran, tp mungkin akan sedikit banyak mengarah ke sepenggal dua penggal pengalaman hidup gw lah, yg sepenampakan gw semasa idup, yg melintas begitu saja di depan mata gw. Mungkin tidak banyak, tp itulah sedikit intro dari saya, yang saat ini masih   dibilang muda, dan tidak ingin kehilangan moment begitu saja. Semua terekam dalam sebuah memori kata dan terselip diantaranya citra dr memori tersebut. Enjoy!
Sanur, Bali 2010.